Faktor pola asuh yang meliputi 5M (mendidik, membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan menasihati) berperan dominan dalam mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis anak. Sebaliknya, 5M kebiasaan buruk (memanjakan, menuruti, mengikat, memukul dan memaki) akan menghambat kematangan emosi, tanggung jawab, dan kemandirian anak.
Terkadang ada sebuah keluarga yang menerapkan Pola asuh Demokratis yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Dalam hal mengarahkan kepribadian anak sesuai dengan konsep-konsep agama, serta menyadarkan anak bahwa dirinya sebagai makhluk Tuhan mesti mempunyai fitrah sesuai dengan ajaran agama, maka peranan pendidikan sangat penting dalam pembinaan kepribadian tersebut. Dalam hal inilah setiap unsur pendidik baik guru maupun orang tua harus sadar tentang tugas masing-masing.
Akibat kekeliruan dalam mendidik banyak terjadi tindakan orang tua otoriter dan kekerasan terhadap anak. Akibatnya menimbulkan kerugian yang luar biasa terhadap pembentukan kepribadian anak yang mandiri. Mereka banyak yang kurang percaya diri, stress, tidak kreatif, mudah emosional, sampai bahkan ada diantaranya yang bunuh diri karena tidak tahan terhadap perlakuan orang tua.
Perilaku anak yang paling fatal kalau anak sudah masuk pada geng/kelompok tertentu dengan mengenal obat-obatan terlarang. Mengapa semua itu terjadi, karena anak merasa nyaman dan merasa bahwa keberadaan dia di kelompok tersebut diakui. Tidak sulit untuk masuk pada kelompok tersebut, karena anak tidak perlu ditanya berapa nilai sekolahnya, dia bodoh atau pintar dan dia bisa leluasa mengekspresikan apa yang dia mau. Jangan heran kalau ada anak yang mencuri atau mengambil uang orang tuanya sendiri untuk sekedar memenuhi obsesi dia. Faktor kenyamanan di tengah keluarga juga bisa menjadi faktor pemicunya. Dia berbuat seperti itu karena dia merasa tidak memperoleh jaminan rasa aman dan nyaman kalau dia berkata jujur, maka mereka akan menutup kebohongan satu dengan kebohongan yang lainnya serta kebohongan yang lebih besar.
Anak-anak adalah hamba Allah yang juga punya rasa untuk dihargai, punya rasa untuk dihormati, punya rasa untuk diakui keberadaannya dan punya rasa bahwa dia juga dibutuhkan serta bermanfaat untuk orang lain. Masa anak-anak adalah masa dimana anak mencari jati diri dengan mencontoh sosok orang yang sangat diidolakannya. Jangan biarkan anak-anak kita salah langkah dalam menemukan jati dirinya, karena ini sangat fatal terhadap masa depannya. Semoga orang tua dan keluarganya bisa menjadi tauladan dan kebanggaan bagi anak-anaknya.
Anak-anak merasakan bete, sedih , bahagia, patah hati dan putus asa adalah hal yang biasa, karena itu merupakan satu paket rasa dalam kehidupan ini yang harus dihadapi dan dilalui oleh anak tersebut, yang penting bagaimana cara orang tua membimbing disaat anaknya mengalami situasi tersebut. Disaat seperti ini kecerdikan dan kreatifitas orang tua sedang diuji. Orang tua yang cerdas akan menngarahkan anaknya pada hal-hal yang positif yang bisa mengeksplore kemampuan dan bakat anaknya, karena hoby setiap anak tentulah tidak sama. Contohnya, anak yang suka menulis puisi bisa diarahkan untuk menulis segala kegundahan hatinya pada puisi tersebut. Anak yang suka membaca, bisa diarahkan untuk membaca buku yang menjadi kegemarannya. Itu adalah sedikit contoh yang bisa dilakukan orang tua untuk meminimalkan perilaku anak yang salah arah dalam melampiaskan kekesalan, kesedihan serta kegundahan hatinya.
“Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi Muhammad SAW berkata tidak seorangpun yang di lahirkan, melainkan ia di lahirkan dalam keadaan fitrah maka ibu bapaknyalah yang menjadikan yahudi atau Nasrani atau Majusi (H.R Bukhari dan Muslim)
Semoga setelah membaca tulisan singkat ini, Kita bisa menjadi orang tua yang bisa dibanggakan oleh anak Kita di kemudian hari. Insyaallah …….
Terkadang ada sebuah keluarga yang menerapkan Pola asuh Demokratis yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
Dalam hal mengarahkan kepribadian anak sesuai dengan konsep-konsep agama, serta menyadarkan anak bahwa dirinya sebagai makhluk Tuhan mesti mempunyai fitrah sesuai dengan ajaran agama, maka peranan pendidikan sangat penting dalam pembinaan kepribadian tersebut. Dalam hal inilah setiap unsur pendidik baik guru maupun orang tua harus sadar tentang tugas masing-masing.
Akibat kekeliruan dalam mendidik banyak terjadi tindakan orang tua otoriter dan kekerasan terhadap anak. Akibatnya menimbulkan kerugian yang luar biasa terhadap pembentukan kepribadian anak yang mandiri. Mereka banyak yang kurang percaya diri, stress, tidak kreatif, mudah emosional, sampai bahkan ada diantaranya yang bunuh diri karena tidak tahan terhadap perlakuan orang tua.
Perilaku anak yang paling fatal kalau anak sudah masuk pada geng/kelompok tertentu dengan mengenal obat-obatan terlarang. Mengapa semua itu terjadi, karena anak merasa nyaman dan merasa bahwa keberadaan dia di kelompok tersebut diakui. Tidak sulit untuk masuk pada kelompok tersebut, karena anak tidak perlu ditanya berapa nilai sekolahnya, dia bodoh atau pintar dan dia bisa leluasa mengekspresikan apa yang dia mau. Jangan heran kalau ada anak yang mencuri atau mengambil uang orang tuanya sendiri untuk sekedar memenuhi obsesi dia. Faktor kenyamanan di tengah keluarga juga bisa menjadi faktor pemicunya. Dia berbuat seperti itu karena dia merasa tidak memperoleh jaminan rasa aman dan nyaman kalau dia berkata jujur, maka mereka akan menutup kebohongan satu dengan kebohongan yang lainnya serta kebohongan yang lebih besar.
Anak-anak adalah hamba Allah yang juga punya rasa untuk dihargai, punya rasa untuk dihormati, punya rasa untuk diakui keberadaannya dan punya rasa bahwa dia juga dibutuhkan serta bermanfaat untuk orang lain. Masa anak-anak adalah masa dimana anak mencari jati diri dengan mencontoh sosok orang yang sangat diidolakannya. Jangan biarkan anak-anak kita salah langkah dalam menemukan jati dirinya, karena ini sangat fatal terhadap masa depannya. Semoga orang tua dan keluarganya bisa menjadi tauladan dan kebanggaan bagi anak-anaknya.
Anak-anak merasakan bete, sedih , bahagia, patah hati dan putus asa adalah hal yang biasa, karena itu merupakan satu paket rasa dalam kehidupan ini yang harus dihadapi dan dilalui oleh anak tersebut, yang penting bagaimana cara orang tua membimbing disaat anaknya mengalami situasi tersebut. Disaat seperti ini kecerdikan dan kreatifitas orang tua sedang diuji. Orang tua yang cerdas akan menngarahkan anaknya pada hal-hal yang positif yang bisa mengeksplore kemampuan dan bakat anaknya, karena hoby setiap anak tentulah tidak sama. Contohnya, anak yang suka menulis puisi bisa diarahkan untuk menulis segala kegundahan hatinya pada puisi tersebut. Anak yang suka membaca, bisa diarahkan untuk membaca buku yang menjadi kegemarannya. Itu adalah sedikit contoh yang bisa dilakukan orang tua untuk meminimalkan perilaku anak yang salah arah dalam melampiaskan kekesalan, kesedihan serta kegundahan hatinya.
“Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi Muhammad SAW berkata tidak seorangpun yang di lahirkan, melainkan ia di lahirkan dalam keadaan fitrah maka ibu bapaknyalah yang menjadikan yahudi atau Nasrani atau Majusi (H.R Bukhari dan Muslim)
Semoga setelah membaca tulisan singkat ini, Kita bisa menjadi orang tua yang bisa dibanggakan oleh anak Kita di kemudian hari. Insyaallah …….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar